INOVASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI, INOVASI KURIKULUM BERBASIS MASYARAKAT, DAN INOVASI KURIKULUM BERBASIS KETERPADUAN


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugrahkan kenikmatan, petunjuk dan kekuatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.  Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada uswah wal qadwah Rasulullah muhammad saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, tabi’in, dan pengikut serta risalahnya hingga akhir zaman..
Alhamdulilah dengan pertolongan dan hidayah Allah kami dapat menyusun makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan, yang berjudul "Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Inovasi Kurikulum Berbasis Masyarakat dan Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan".
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Oleh karena itu kami mohon kritik perbaikan dan sarannya untuk meningkatkan kualitas serta manfaatnya.
Akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah yang kami susun ini dapat memenuhi berbagai macam kriteria dan dapat dijadikan acuan bagi penyusunan tugas berikutnya.



Bandung, 09 Desember 2014  



Penyusun






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A.    Latar Belakang...................................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................. 2
C.     Tujuan Penulisan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 3
A.    Inovasi Kurikulum................................................................................................. 3
B.     Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.............................................................. 4
C.     Inovasi Kurikulum Berbasis Masyarakat............................................................... 9
D.    Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan........................................................... 12
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 16
A.    Simpulan.............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 17












BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum merupakan suatu perangkat mata pelajaran serta program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggaraan pendidikan yang berisi rancangan pelajaran dimana penyusunannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.
Pada saat ini banyak siswa yang mengeluh dan bosan dengan metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran dirasakan monoton dan hal ini berlangsung dalam waktu yang lama. Pembelajaran bersifat kompleks artinya tidak hanya guru yang terlibat aktif dalam pembelajaran melainkan siswa dan guru. Guru dituntut untuk mengembangkan keahlian yang dimiliki dan menyalurkannya kepada siswa. Untuk itu guru perlu mengadakan inovasi pembelajaran guna mengoptimalkan kemampuan siswa dan supaya tidak bosan.
Dengan adanya inovasi pada kurikulum yang dibuat, diharapkan ada kemajuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pendidikan yang direncanakan. Guru juga dituntut agra bisa memompa semangat belajar siswa agar lebh giat lagi. Selain itu, seorang pendidik harus bisa memanfaatkan media yang telah maju untuk dipakai dalam pembelajaran agar siswa lebih tertarik dan tidak monoton.








B.       Rumusan Masalah
1.      Apa itu Inovasi Kurikulum?
2.      Bagaimana Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi?
3.      Bagaimana Inovasi Kurikulum Berbasis Masyarakat?
4.      Bagaimana Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan?
C.      Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah:
1.      Untuk Mengetahui Apa Itu Inovasi Kurikulum?
2.      Untuk Mengetahui Bagaimana Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
3.      Untuk Mengetahui Bagaimana Inovasi Kurikulum Berbasis Masyarakat
4.      Untuk Mengetahui Bagaimana Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan




















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Inovasi Kurikulum
            Inovasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi social tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Dilihat dari bentu atau wujudnya “sesuatu yang baru itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan. Sedangkan dilihat dari maknanya, sesuatu yang baru itu benar-benar baru yang belum tercipta sebelumnya yang kemudian disebut dengan Invention, atau dapat juga tidak benar-benar baru sebab sebelumnya sudah ada dalam konteks social yang lain yang disebut dengan istilah Discovery.
Inovasi Kurikulum adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. Kurikulum hanyalah alat atau instrumen untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran yang ditetapkan. Kurikulum bukan sebagai tujuan akhir. Seiring dengan perubahan masyarakat dan nilai-nilai budaya, serta perubahan kondisi dan perkembangan peserta didik, maka kurikulum juga mengalami perubahan. Perubahan / inovasi tersebut adalah:
1.    Dari sisi bentuk dan organisasi inovasinya berupa perubahan dari kurikulum 1968 menjadi kurikulum 1975 dan kurikulum 1975 menjadi kurikulum 1975 yang disempurnakan dan dengan lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka terjadilah perubahan kurikulum pada tahun 1994.
2.    Dari sisi psikologi timbul masalah berkenaan dengan pendekatan belajar-mengajar yang baru, maka muncul berbagai inovasi seperti keterampilan proses, CBSA dan belajar tuntas.
3.    Dari sisi sosiologis timbul masaah berkenaan dengan tuntutan masyarakat modern yang semakin tinggi dan kompleks sehingga muncul inovasi berupa masuknya mata pelajaran keterampilan, adanya kerja dan gagasan muatan lokal.
4.    Dari sisi penyampaian pengajaran, inovasi berupa sistem modul paket untuk pendidikan luar sekolah dan metode SAS (Struktural Analisis Sintesis) untuk belajar.
Dalam bidang pendidikan, inovasi biasanya muncul dari adanya keresahan pihak-pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan. Misalkan, keresahan guru tentang pelaksanaan proses belajar mengajar yang dianggapnya kurang berhasil, keresahan pihak administrator pendidikan tentang kinerja guru, atau mungkin keresahan masyarakat terhadap kinerja dan hasil bahkan sistem pendidikan. Keresahan-keresahan itu pada akhirnya membentuk permasalahan-permasalahan yang menuntut penanganan dengan segera. Upaya untuk memecahkan masalah itulah muncul gagasan dan ide-ide baru sebagai suatu inovasi. Dengan demikian, maka dapat kita katakan bahwa inovasi itu ada karena adanya masalah yang dirasakan; hampir tidak mungkin inovasi muncul tanpa adanya masalah yang dirasakan.
B.  Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
1.      Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan mengerjakan sesuatu yang berbeda dengan sekedar mengetahui sesuatu. Kompetensi harus didemonstrasikan sesuai dengan standar yang ada di lapangan kerja (Hamalik,2000). Kompetensi dapat berupa pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang mereflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengetahuan dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dan mengembangkan sekolah (Depdiknas,2002).
Dari rumusan tersebut, KBK lebih menekankan pada kompetensi atau kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu, sedangkan masalah bagaimana cara mencapainya, secara teknis operasional diserahkan kepada guru di lapangan. Tidak ada dalam KBK secara tersirat dan tersurat apa yang harus dilakukan guru untuk mencapai kompetensi tertentu. KBK hanyalah memberikan petunjuk secara universal bagaimana seharusnya pola pelajaran diterapkan oleh setiap guru.
Rumusan lain tentang kompetensi menurut McAshan (1981) adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotornya. Ini berarti bahwa kompetensi bukan hanya ada dalam tataran pengetahuan akan tetapi sebuah kompetensi harus tergambarkan dalam pola perilaku, artinya bagaimana implementasi pengetahuan itu diwujudkan dalam pola tindakan yang siswa lakukan sehari-hari.  Sehingga kompetensi itu pada hakikatnya merupakan perpaduan dari pengertahuan, keterampilan, nilai, sikap yang direfleksikan dalam bentuk kebiasaan berfikir dan bertindak.
KBK berorientasi bahwa siswa bukan hanya memahami materi pelajaran untuk mengembangkan kemampuan intelektual saja, melainkan bagaimana pengetahuan itu dipahaminya dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupan nyata. Gordon (1988) menyarankan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi sebagai berikut :
1.         Pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan untuk melakukan proses berfikir.
2.         Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki individu.
3.         Keterampilan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas yang dibebankan.
4.         Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya.
5.         Sikap (attitude) yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsang yang dating dari luar, perasaan senang atau tidak senang terhadap sesuatu masalah.
6.         Minta (interest) yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan untuk mempelajari materi pelajaran.
Kompetensi apa saja yang harus dicapai oleh KBK? Wina Sanjaya (2005) memberikan apresiasi terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa sesuai dengan tuntutan KBK, yaitu :
1.         Kompetensi akademik, yaitu peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup.
2.         Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap dunia kerja.
3.         Kompetensi cultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sistem budaya dan tat nilai masyarakat.
4.         Kompetensi temporal, yaitu peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman.
2.      Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Berdasarkan makna tersebut, maka KBK sebagai sebuah kurikulum memiliki karakteristik utama sebagai berikut :
1.         KBK memuat sejumlah kompetensi dasar sebagai kemampuan standar minimal yang harus dikuasi dan dicapai siswa.
2.         Implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dengan memperhatikan keberagaman setiap individu.
3.         Evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi dan proses belajar.
William E. Blank (1982) menjelaskan bahwa KBK memiliki karakteristik. Pertama, materi yang dipelajarai merupakan bidang spesifik, materi disajikan dalam bentuk kompetensi-kompetensi yang dinyatakan secara jelas dan menjelaskan mengenai apa yang dapat dilakukan peserta didik setelah menyelesaikan program pembelajaran. Kedua, kegiatan pembelajaran berfokus pada peserta, media, dan bahan belajar yang dirancang untuk membantu peserta didik belajar, proses belajar disesuaikan dengan  kebutuhan siswa, dalam penilai disesuaikan dengan performansi. Ketiga, menyediakan waktu yang cukup bagi peserta didik dalam menguasai kompetensi-kompetensi sebelum diizinkan dalam beralih ke kompetensi lain. Keempat, setiap peserta didik mendemonstrasikan kompetensi yang telah diselesaikannya. Performansi ditunjukan peserta didik dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci dibandingkan dengan pernyataan di atas, yaitu :
1.      Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal, artinya isi KBK intinya sejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa, dan kompetensi inilah sebagai standar minimal atau kemampuan dasar.
2.      Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indicator hasil belajar. Indicator inilah yang dijadikan acuan kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian tentu saja bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang berbeda setiap siswa.
3.      Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai dengan keberagaman siswa.
4.      Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Guru sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.
5.      Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaanatau pencapaian suatu kompetensi. KBK menempatkan hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya.
Setelah memahami karakteristik KBK, yang dicapai oleh kurikulum kurikulum berbasis kompetensi adalah mengembangkan peserta didik untuk menghadapi perannya di masa mendatang dengan cara mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Life skill merupakan kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk terbiasa berani menghadapi problem kehidupan secara wajar kemudian secara kreatif mencari solusi untuk mengatasinya. Adapun tujuan kecakapan hidup ini adalah :
1.    Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad based education)
2.    Mengoptimalkan pemanfaatan seumber daya lingkungan sekolah dengan memberikan peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat, sesuia dengan manajemen berbasis sekolah (school based management).
3.      Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses kompleks dan melibatkan berbagai factor terkait. Oleh karena itu dalam proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai factor yang mempengaruhinya.
Pengembangan KBK memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa paduan : pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Karena itu peserta didik perlu mengetahu criteria penguasaan kompetensi sehingga peserta didik dapat mempersiapakan dirinya melalui penguasaan sejumlah kompetensi tertentu sebai persyaratan untuk melanjutkan kepenguasaan sejumlah kompetesni berikutnya. Criteria tersebut bisa dikembangkan berdasarkan tujuan khusus yang dipelajari sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasi.
1.    Asas Pengembangan KBK
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi didasarkan pada tiga asas pokok, yaitu asas filosofis, psikologis dan sosiologis.
Pertama, asas filosofis berkenaan dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Sistem erat kaitannya dengan arah dan tujuan yang mesti dicapai. Itu sebabnya, dalam pengembangan KBK, filsafat sebagai sistem nilai menjadi sumber utama dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Di Indonesia, sistem nilai yang berlaku adalah pancasila, maka membentuk manusia yang pancasilasis sejati menjadi tujuan dan arah dari segala ihtiar dari berbagai level dan jenis pendidikan. Dengan demikian isi KBK yang disusun harus memuat dan mencerminkan tentang kandungan nilai-nilai pancasila.
Kedua, asas psikologis berhubungan dengan aspek kejiwaan dan perkembangan peserta didik secara psikologis anak didik memiliki perbedaan baik minat, bakat maupun potensi yang dimilikinya. Dengan demikian baik tujuan, isi maupun startegi pengembangan KBK harus memperhatikan kondisi tahapan-tahapan perkembangan dan psikologi belajar anak didik.
Ketiga, pengembangan KBK didasarkan pada asas sosiologis dan teknologis. Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Karena itu, kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Ketiga asas pengembangan kurikulum tersebut merupakan landasan pokok KBK sebagai pedoman dan perangkat perencanaan, implementasi dan pelaksanaan yang dibingkai oleh tiga sisi yang sama-sama penting seperti sisi filosofis, psikologis. Dan sosiologis teknologis.
2.    Prinsip-prinsip pengembangan KBK
Proses pengembangna KBK harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip pengembangan KBK sebagai berikut:
a.     Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan penghayatan nilai-nilai budaya,
b.    Keseimbangan etika, logika, estetika, dan konestika.
c.     Penguatan integritas nasional
d.    Perkembangan pengetahuan dan teknologi infornasi.
e.     Pengembangan kecakapan hidupnyang meliputi keterampilan diri, keterampilan berpikir rasional, keterampilan social, keterampilan akademik dan keterampilan vokasional.
f.     Pilar pendidikan
g.    Konprehensif dan berkesinambungan.
h.    Diversifikasi kurikulum
3.    Implikasi KBK terhadap pengembangan aspek pembelajaran
a.     Pengembangan rancangan pembelajaran
b.    Pengembangan proses pembelajaran
c.     Pengembangan evaluasi.

C.      Inovasi Kurikulum Berbasis Masyarakat
1.      Pengertian Kurikulum Berbasis Masyarakat
Kurikulum berbasis masyarakat yang bahan dan objek kajiannya kebijakan dan ketetapan yang dilakukan di daerah, disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dipelajari oleh siswa di daerah tersebut. Bagi siswa berguna untuk memberikan kemungkinan dan kebiasaan utnuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal. Kemungkinan lain mencegah dari keterasingan lingkungan, terbiasa dengan budaya dan adat istiadat setempat dan beusaha mencintai lingkungan hidup, sehingga sebuta kurikulum ini disebut kurikulum berbasis wilayah.
2.      Tujuan Kurikulum Berbasis Masyarakat
1.      Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinanan, keterampilan yang nilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
2.      Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup mereka di masyarakat, seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3.      Membekali siswa agar hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kurikulum berbasis masyarakat memiliki beberapa keunggulan/kelebihan antara lain: Pertama, kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua, kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan finansial, profesional maupun manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangata memudahkan dalam pelaksanaannya. Keempat, ada motivasi kepada sekolah khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulumyang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
3.      Karakteristik Kurikulum Berbasis Masyarakat
Model pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah suatu bentuk kurikulum yang memadukan antara sekolah dan masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam masyarakat atau membawa masyarakat ke dalam sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hamalik (2005) merinci karakteristik kurikulum berbasis pada masyarakat meliputi:
1.    Karakteristik pembelajaran pada kurikulum berbasis masyarakat:
a.       Pembelajaran berorientasi pada masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan belajar bersumber pada buku teks.
b.      Disiplin kelas berdasarkan tanggung jawab bersama bukan berdasarkan paksaan atau kebebasan.
c.       Metode mengajar terutama dititikberatkan pada pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan perorangan dan kebutuhan sosial atau kelompok.
d.      Bentuk hubungan atau kerja sama sekolah dan masyarakat adalah mempelajari sumber-sumber masyarakat, menggunakan sumber-sumber tersebut, dan memperbaiki masyarakat tersebut.
e.       Strategi pembelajaran meliputi karya wisata, manusia (nara sumber), survei masyarakat, berkemah, kerja lapangan, pengabdian masyarakat, kuliah kerja nyata, proyek perbaikan masyarakat dan sekolah pusat masyarakat.
2.    Karakteristik Materi Pembelajaran
            Agar penjabaran dan penyesuaian dengan tuntutan kewilayahan tidak meluas dan melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan, kriteria tersebut antara lain:
a.       Validitas, telah teruji kebenaran dan kesahihannya.
  1. Tingkat kepentingan yang benar-benar diperlukan oleh siswa.
  2. Kebermanfaatan, secara akademik dan non akademik sebagai pengembangan kecakapan hidup (life skill) dan mandiri.
  3. Layak dipelajarai, tingkat kesulitan dan kelayakan bahan ajar dan tuntutan kondisi masyarakat sekitar.
  4. Menarik minat, dapat memotivasi siswa untuk mempelajari lebih lanjut dengan menumbuhkembangkan rasa ingin tahu.
  5. Alokasi waktu, penentuan alokasi waktu terkait dengan keleluasan dan kedalaman materi.
  6. Saran dan sumber belajar, dalam arti media atau alat peraga yang berfungsi memberikan kemudahan terjadinya proses pembelajaran.
  7. Kegiatan siswa dan guru
3.    Kegiatan Siswa dan Guru
Kegiatan siswa, mestinya mempertimbangkan pemberian peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru. Juga materi pembelajaran dipilih haruslah yang dapat memberikan pembekalan kemampuan/kecakapan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai kecakapan hidup atau dapat hidup mandiri dengan menggunakan pengetahuan, sikap, dan ketermapilan yang telah dipelajari.
Guru dalam kurikulum berbasis pada masyarakat berperan sebagai fasilitator, sumber belajar, pembina, konsultan, sebagai mitra kerja yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk digunakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar, serta mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan lebih lanjut.
4.      Penilaian dalam Kurikulum berbasis masyarakat
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan menganalisis, dan menaksirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK ini dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (penugasan), kinerja (performance), dan tes tertulis. Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan tingkat pencapaian prestasi siswa selama dan setelah kegiatan belajar mengajar.
4.      Pengembangan Kurikulum Berbasis Masyarakat
Karena pengaruh perkembangan teknologi terjadi perubahan yang cukup drastis dalam segala bidang termasuk pekerjaan. Masyarakat perkotaan berubah cepat dibandingkan masyarakat pedesaan. Pola kehidupan agraris berubah menjadi poloa kehidupan industri, dimana kehidupan masyarakatnya menuntut memiliki spesialisasi dan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan. Sehingga sifat-sifat kebersamaan, hidup lebih santai diganti oleh sikap individualis dan kerja keras.
Komponen-komponen kurikulum berbasis masyarakat meliputi:
a.       Tujuan dan filsafat pendidikan dan psikologi belajar.
  1. Analisis kebutuhan masyarakat sekitar termasuk kebutuhan siswa.
  2. Tujuan kurikulum (TUK dan TKK)
  3. Pengorganisasian dan implementasi kurikulum.
  4. Tujuan pembelajaran (TPU dan TPK)
  5. Strategi pembelajaran mencakup model-model pembelajaran.
  6. Teknik evaluasi (proses dan produk).
  7. Implementasi strategi pembelajaran.
  8. Penilaian dalam pembelajaran.
  9. Evaluasi program kurikulum.
D.  Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan
1.      Pengertian Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Pendekatan keterpaduan merupakan suau sistem totalitas yang berdiri dari komponen komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi baik komponen dengan komponen maupun antar komponen komponen antar keseluruhan, dalam rangka mencapai tujuna yang ditentukan sebelumnya. Konsep keterpaduan pada hakekatnya menujuk kepada keseluruhan, keatuan, kebulatan, kebulatan, komplek, yang ditandai dengan interaksi dan interpedensi antar komponen komponen lainya (Ali Syahbana, 1974 : 17). 
Kurikulum terpadu menyediakan  kesempatan dan kemungkinan belajar bagi para siswa. Kesempadan belajar tesebut dirancang dan dilaksanakna secara menyeluruh dengan mempertimbangkan hal hal yang bertpengaruh oleh karena itu perlu dilakukan kontrol, bimbingan agar proses blajar terarak ketercapayannya untuk tujun tujun kemampuan yang diharapkan. Kurikulum dirancang berdasarkan sistem keterpaduan yang mempertimbangkan komponen-komponen masukan, proses dan produk secara seimbang dan setaraf.
Pada komponen masukan, kurikulum dititikberatkan pada mata pelajaran logis dan sistematis agar siswa menguasai struktur pengetahuan tertentu. Pada komponen proses, kurikulum dititikberatkan pada pembentukan konsep berfikir dan cara belajar yang diarahkan kepada pengembangan peta kognitif. Pada komponen produk, kurikulum dititikberatkan pada pembentukan tingkah laku spesifik.
Tingkah laku yang diterapkan adalah integrasi atau behavior is the better integrated, terjadi dikarenakan pengalaman-pengalaman dalam situasi tertentu, bukan karena kecenderungan alami atau kematangan kondisi temporer, sehingga perubahan tingkah laku bersifat permanen dan bertalian dengan situasi tertentu (Hilgard & Bower, 1977:17). Untuk mencapai perubahan-perubahan perilaku, sistem keterpaduan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: suasana lapangan (field setting) yang memungkinkan siswa menampilkan kemampuannya di dalam kelas, pemgembangan diri sendiri (self development), pengembangan potensi yang dimiliki masing-masing individu (self actualization), proses belajar secara kelompok (social learning), pengulangan dan penguatan (reinforcement), pemecahan masalah-masalah (heuristik learning), dan sikap percaya diri sendiri (self confidence).
2.      Komponen-komponen Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum berbasis terpadu  meliputi berbagai komponen yang saling berkaitan yaitu subsistem masukan yakni siswa, subsistem proses yakni metode, materi dan masyarakat, subsistem produk yakni lulusan yang dikaitkan komponen evaluasi dan umpan balik. Masing-masing komponen saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi satu sama lain dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Komponen lulusan adalah produk sistem kurikulum yang memenuhi harapan kuantitas yakni jumlah lulusan sesuai dengan kebutuhan dan harapan kualitas yakni mutu lulusan ditinjau dari segi tujuan instrinsik dan tujuan ekstrinsik. Tujuan instrinsik berorientasi bahwa lulusan diharapkan menjadi insan-insan terdidik, berbudaya dan berakhlakul karimah. Tujuan ekstrinsik, berorientasi bahwa lulusan sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan khususnya kompeten dibidang pekerjaannya.
Komponen metode terdiri dari program pembelajaran, metode penyajian, bahan dan media pendidikan. Sedangkan komponen materi terdiri fasilitas, sarana dan prasarana, perlengkapan, dan biaya.
Komponen evaluasi untuk menilai keberhasilan proses kurikulum dan ketercapaian tujuan kurikulum. Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Hasil evaluasi memberikan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat produktivitas kurikulum dan derajat perpormansi yang dicapai oleh siswa.
Komponen balikan berguna untuk memberikan informasi dalam rangka umpan balik demi perbaikan sistem kurikulum. Sumber informasi diperoleh dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan sekolah dan lembaga tempat para lulusan bekerja.
Komponen masyarakat merupakan masukan eksternal dalam bidang sosial dan budaya yang berfungsi sebagai factor penunjang dan turun mewarnai pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
3.      Karakteristik Kurikulum berabasis keterpaduan
Kurikulum terpadu merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unti atau keseluruhan (Hamalik, 1993:32).
Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu diantaranya adalah: (a) berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi panacasila, (b) berdasarkan psikologi belajar Gestalt dan field theory, (c) berdasarkan landasan sosiologis dan sosio-kultural, (d) berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan pertumbuhan peserta didik, (e) ditunjang oleh semua mata pelajaran tau bidan studi yang ada.
Keunggulan atau manfaat kurikulum terpadu diantaranya:
a)    Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat.
b)    Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar.
c)    Memungkinkan hubungan yang erat kaitannya antara sekolah dan masyarakat.
d)   Sesuai dengan faham demokratis.
e)    Mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan, dan kematangan peserta didik.
4.      Prosuder Pengembangan kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu berangkat dari bentuk rencana umum dan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran unit (unit teaching) rencana umum ynag dimaksudkan adalah organisasi kurikulum yang berpusat pada bidang masalah, ide, core atau thema tertentu yang dapat digunakan untuk melaksanakan suatu pengajaran unit. Dengan kata lain resource unit adalah unit-unit yang telah siap dibuat dan disusun secara umum, lengkap dan luas serta merupakan reservoir bagi pengembangan pembelajaran unit.
1)   Tujuan sumber unit
Tujuan pendidikan dan pembelajaran unit antara lain:
a.         Menyediakan sumber-sumber yang dapat digunakan dalam merencanakan sesuatu unit dan berisi saran-saran, petunjuk-petunjuk tentang kegiatan siswa, baik secara perorangan maupun secara kolektif.
b.        Memberikan bimbingan atau petunjuk dalam membentukkan lingkup masalah atau syarat-syarat tentang tingkat tujuan yang hendak dicapai.
c.         Memuat hal-hal yang dapat dijadikan petunjuk dan bantuan mengajar secara teratur dan tersusun agar lebih efektif.
d.        Memuat saran tentang penilaian.
e.         Menunjukkan bermacam-macam pengalaman tertentu yang dapat dipergunakan guru dan mengembangkan satuan pengajaran.
2)   Kriteria penyusunan rencana umum
a.         Rencana umum bernilai atau dapat digunakan di dalam banyak situasi dan bersifat fleksibel, baik isi maupun prosedur-prosedur mengajar dan belajar.
b.        Rencana umum dikembangkan oleh kelompok guru dan bukan hanya seorang guru saja.
c.         Cara yang efektif adalah apabila rencana tersebut dilaksanakan oleh kelompok guru yang telah mempersiapkannya.
d.        Rencana umum disusun sedemikian rupa agar mudah dilakukan dan diubah sesuai dengan kondisi dan fasilitas yang tersedia.
e.         Program ini menyediakan cukup persiapan fasilitas, waktu bagi peserta pelayanan dan ketatausahaan.
3)   Organisasi dan isi rencanan umum
a.         Filsafat dan tujuan sekolah harusnya benar-benar dipahami oleh guru yang menyusun guru unit ini dan dirumuskan secara jelas.
b.        Tujuan rencana tersebut seharusnya memberikan sumbangan yang bermakna bagi pencapaian tujuan sekolah dan memberikan arah bagi pengembangan pembelajaran.
c.         Ruang lingkup resource unit berisikan suatu perumusan scope yang jelas seperti pembatasan istilah yang digunakan untuk tingkatan kelas mana unit itu dipersiapkan dan referensi yang membantu guru terhadap daerah permasalahan.
d.        Kegiatan yang disarankan meliputi sejumlah kegiatan belajar bagi individu dan kelompok dipilih secara diorganisir agar dapat dipergunakan secara efektif.
e.         Rencanakan secara lengkap buku-buku sumber dan alat bantu yang akan digunakan.
f.         Prosedur evaluasi dan alat-alatnya dipilih sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dan menjadi bagian integral dari rencana umum.
g.        Pengalaman dalam suatu unit kerap kali membantu guru dalam perencanaan unit-unit selanjutnya.
h.        Diperlukan diskusi tentang berbagai rencana umum dalam rangka perencanaan secara kooperatif. Rencana tersebut berisikan saran-saran bagi guru tentang cara-cara yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan pengajaran unit.
BAB III
PENUTUP
A.      SIMPULAN
            Inovasi Kurikulum adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang diharapkan membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri. Kurikulum hanyalah alat atau instrumen untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran yang ditetapkan. Kurikulum bukan sebagai tujuan akhir. Seiring dengan perubahan masyarakat dan nilai-nilai budaya, serta perubahan kondisi dan perkembangan peserta didik, maka kurikulum juga mengalami perubahan.
            Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengetahuan dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dan mengembangkan sekolah (Depdiknas,2002).
            Kurikulum berbasis masyarakat merupakan kurikulum yang menekankan perpaduan antara sekolah dan masyarakat guna mencapai tujuan pengajaran. Kurikulum ini pula memiliki tujuan memberikan kemungkinan kepada siswa untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal, mandiri dan bekal keterampilan. Karakteristik kurikulum berpusat kepada masyarakat ditinjau dari segi pembelajaran baik berorientasi, metode, sumber belajar, strategi pengajaran berpusat pada kepentingan siswa sebagai bekal hidup di masa mendatang.
            Kurikulum Berbasis Keterpaduan merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.










DAFTAR PUSTAKA
Sa’ud, Syaefudin Udin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
http://meilanikasim.wordpress.com/2010/04/12/inovasi-kurikulum-berbasis-masyarakat/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP Bahasa Sunda kelas 2 SD semester 1

RPP Bahasa Sunda kelas 2 SD semester 2

Metode Penelitian Research and Development (R&D)